Pareto 2024 Bahas Strategi Tingkatkan Swasembada Pangan dan Ketahanan Pertanian

0

 



Jakarta - Tantangan meningkatnya kebutuhan pangan akibat pertumbuhan populasi dibahas mendalam dalam Simposium Praktisi dan Periset Ekonomi (Pareto) 2024 yang digelar di Gedung Widya Graha BRIN, Jakarta, Kamis (28/11). Kepala Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan BRIN, Umi Mu’awanah, menegaskan pentingnya diskusi serta pertukaran data untuk merumuskan kebijakan yang mendukung swasembada pangan. Saran dan masukan ini bisa menjadi satu rumusan rekomendasi kebijakan guna menentukan langkah–langkah mencapai swasembada pangan.


Salah satu topik utama adalah penerapan smart farming untuk menarik generasi muda ke sektor pertanian. Duta Petani Milenial, Graha Abadi Pasaman, menjelaskan bahwa smart farming dapat meningkatkan efisiensi sumber daya alam, seperti tanah dan air, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi. “Kunci utama smart farming adalah data yang terukur berdasarkan sensor yang ada di lahan dan yang mengkafer lahan pertanian,” katanya. Graha juga menekankan perlunya inovasi teknologi dan pendampingan untuk menarik generasi-Z ke dunia pertanian.


Kementerian Ketenagakerjaan turut berkontribusi melalui strategi pengembangan tenaga kerja terampil di sektor pangan. Moh. Amir Syarifuddin memaparkan inisiatif, seperti platform SIAPKerja dan program Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk sektor pertanian. Kami juga menyediakan Balai Latihan Kerja, Lembaga Pelatihan Kerja, serta informasi terkait lowongan pekerjaan. Ia menambahkan, terdapat lebih dari 40 program pelatihan dan skema sertifikasi kompetensi di sektor ini, termasuk dari Kementerian Pertanian.


Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian, Devi Erna Rachmawati, mengupas solusi atas tiga penyebab utama penurunan hasil pertanian, yakni kerusakan tanah, perubahan iklim, serta hama dan penyakit tanaman. Ia menawarkan teknologi pupuk nano untuk memberikan nutrisi instan kepada tanaman serta strategi pestisida organik guna meningkatkan imunitas tanaman terhadap serangan hama dan virus.


Rektor Universitas Pertahanan, Jonni Mahroza, menyoroti integrasi ketahanan pangan dalam sistem pertahanan semesta. Ia mengusulkan tiga langkah strategis: ekstensifikasi dengan membuka lahan terbatas sesuai komoditas, intensifikasi lahan basah dengan dukungan sistem irigasi, serta diversifikasi produk mentah dan olahan. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga mendorong pengembangan agrowisata.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)
Copyright © 2024 - Marawanews.com | All Right Reserved