Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, bersama Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama mineral kritis dalam pertemuan bilateral di Jakarta, Senin (2/12). Kolaborasi strategis ini mencakup penerapan standar ESG, pengurangan emisi GRK melalui teknologi bersih, hingga penguatan investasi sektor pertambangan. "Kerja sama ini adalah langkah awal yang baik untuk mempercepat transformasi energi. Dengan kolaborasi yang erat, saya yakin kedua negara dapat saling bertukar teknologi dan mencapai target bersama," kata Bahlil.
Pada sesi Energy Transition Roundtable (ETR), Bahlil menegaskan kebutuhan tambahan listrik sebesar 61 gigawatt untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% sesuai arahan Presiden Prabowo. "RUPTL 2025-2033 kami targetkan 60% energi baru terbarukan. Kami berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat pada 2050," jelasnya.
Mary Ng, dalam sambutannya, menyatakan dukungan Kanada terhadap transisi energi Indonesia melalui pendanaan iklim global sebesar 5,3 miliar dolar Kanada dalam lima tahun terakhir. Ia menyoroti kontribusi Kanada pada proyek-proyek strategis, seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sumatera Utara dan pembangkit listrik tenaga angin dan surya di Sulawesi Selatan. Kanada juga menjadi mitra aktif dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan target mobilisasi pembiayaan hingga USD 20 miliar.
Bahlil turut mengungkapkan potensi besar kerja sama energi nuklir dengan Kanada. "Kami tahu Kanada adalah salah satu negara terdepan dalam pengembangan nuklir. DPR telah menyetujui penggunaan tenaga nuklir, dan kami menargetkan regulasinya selesai pada 2025. Implementasinya akan dimulai secara bertahap pada 2032," ujarnya. Selain itu, Indonesia memiliki potensi besar dalam PLTA, seperti proyek di Kalimantan dengan kapasitas 12 gigawatt dan di Papua sebesar 23 gigawatt.
Forum ETR yang dihadiri sejumlah entitas bisnis terkemuka dari kedua negara, seperti PLN, Mind ID, Pertamina, dan Greenwell Energy, membahas isu strategis mulai dari teknologi energi bersih hingga green mining. Kami mencari solusi teknologi canggih dengan harga ekonomis agar transisi energi ini berjalan seimbang dan terjangkau.